Aku yang pernah mengering di kelopak matamu dan mengisyaratkan segala doa diatas naungan penantian,,
Terus saja mengikuti aroma kecintaanmu..
Pada ruang yg kelak kita hujami dg tawa dan kesedihan..
atau bahkan dg sebuah tanya yg mungkin menyisakan perih di tanah yg kita pijak brsama lalu memusarakan mimpi pd ombak dan desir angin yg kerap kali kita abaikan..
Aku yg pernah menitipkan setetes airmata digenangan tatapan tajammu pada sekepal bahagia yg menolak untuk dipecahkan..
bertanya pd dirimu.. "selain sukmaku yang menyeru nyerukan rahasia terdalam dari apa yg kau namakan cinta itu..
Adakah sisi lain serupa bisikan atau perasaan asing yg memojokkanmu dlm ketidak percayaan dan ketidak mampuanmu dlm pembenaran keruntuhan dinding ketegaran..?"
Ketika melihatmu menangis dan mengimani setiap nafasku adlh keinginanmu untuk menemukan jengkal2 rindu yg mengabarkan tentang cinta yang terdalam dari hati..
Yaaahh.. hati yang terangkat dg segenap asa lalu mengakhiri kesedihan dg senyum yg menikam dada..
Tdk utk sepatah kata cinta dari hujan aku memaknai rindunya..
Tidak pula untuk segala hal tentang kepedihan aku mengamini tangisnya..
Aku mengenalmu dlm ketiadaan yg tak pernah menunjukkan tentang arti airmata..
Serupa ketika sebuah riwayat dikumandangkan para penyair dlm khampaannya, lalu tak satupun kata menyisakan tentang arti tetesannya..
Aku berlari.. berlari dari semua itu..
Tertawa.. terus tertawa.. dan akhirnya titik nol membawaku kembali disini..
Untuk mengenalmu dlm jarak yg sempat tertahan..
"kita harus kembali" ..
"kita harus kembali" ..
Secarik kata yg terus terngiang Dlm pencarianku..
Dlm penantianmu..
Jika kesetiaan adalah sesuatu yg tak bisa kita ajak duduk bersama dalam bayang bayang pengingkaran..
Maka, reguklah air mata ini dlm kegersangannya..
Kita habiskan untuk menghapus dahaga dan ketidakpahaman akan sebuah kebencian pd mimpi yg membuat kita terjerat dlm nyanyian yang bernama kemungkinan..
Lalu diamlah berdiri pada puncak kenangan yang terlanjur menjadi suara suara ketulusan.
Dan.. tersenyumlah.. ketika melihatmu menangis dalam isak yang terbaur sebuah pengorbanan, maka ijinkanlah aku untuk menyembunyikan airmataku dalam diam..
dan dalam kecintaan..
Terus saja mengikuti aroma kecintaanmu..
Pada ruang yg kelak kita hujami dg tawa dan kesedihan..
atau bahkan dg sebuah tanya yg mungkin menyisakan perih di tanah yg kita pijak brsama lalu memusarakan mimpi pd ombak dan desir angin yg kerap kali kita abaikan..
Aku yg pernah menitipkan setetes airmata digenangan tatapan tajammu pada sekepal bahagia yg menolak untuk dipecahkan..
bertanya pd dirimu.. "selain sukmaku yang menyeru nyerukan rahasia terdalam dari apa yg kau namakan cinta itu..
Adakah sisi lain serupa bisikan atau perasaan asing yg memojokkanmu dlm ketidak percayaan dan ketidak mampuanmu dlm pembenaran keruntuhan dinding ketegaran..?"
Ketika melihatmu menangis dan mengimani setiap nafasku adlh keinginanmu untuk menemukan jengkal2 rindu yg mengabarkan tentang cinta yang terdalam dari hati..
Yaaahh.. hati yang terangkat dg segenap asa lalu mengakhiri kesedihan dg senyum yg menikam dada..
Tdk utk sepatah kata cinta dari hujan aku memaknai rindunya..
Tidak pula untuk segala hal tentang kepedihan aku mengamini tangisnya..
Aku mengenalmu dlm ketiadaan yg tak pernah menunjukkan tentang arti airmata..
Serupa ketika sebuah riwayat dikumandangkan para penyair dlm khampaannya, lalu tak satupun kata menyisakan tentang arti tetesannya..
Aku berlari.. berlari dari semua itu..
Tertawa.. terus tertawa.. dan akhirnya titik nol membawaku kembali disini..
Untuk mengenalmu dlm jarak yg sempat tertahan..
"kita harus kembali" ..
"kita harus kembali" ..
Secarik kata yg terus terngiang Dlm pencarianku..
Dlm penantianmu..
Jika kesetiaan adalah sesuatu yg tak bisa kita ajak duduk bersama dalam bayang bayang pengingkaran..
Maka, reguklah air mata ini dlm kegersangannya..
Kita habiskan untuk menghapus dahaga dan ketidakpahaman akan sebuah kebencian pd mimpi yg membuat kita terjerat dlm nyanyian yang bernama kemungkinan..
Lalu diamlah berdiri pada puncak kenangan yang terlanjur menjadi suara suara ketulusan.
Dan.. tersenyumlah.. ketika melihatmu menangis dalam isak yang terbaur sebuah pengorbanan, maka ijinkanlah aku untuk menyembunyikan airmataku dalam diam..
dan dalam kecintaan..