Selasa, 20 Mei 2014

Hitam Birumu

"Sendza"

Dentuman keras mnggelepar dalam hatiku
Remuk seluruh tulangku
Luluh semua nadiku
Ketika cacian itu kau lontarkan
Yang membuat ku berbalik arah

Seperti itu kah caramu menyayangiku?
Bak api membakar ranting kering menjadi debu
Mulut ku mampu memaafkan
Tapi hati masih terasa pedih
Seperti luka yg bertabur garam

Bukankah saat angin kehilangan desirnya
Daun kering enggan meluruhkan ratingnya?
Dan bukankah saat langit hilang kebiruannya
Burung pun menjadi enggan mengepakan sayapnya

Begitu pun dengan hati ini
Hilang lah kharismamu di mataku
Berubah mnjadi keji dengan sayatan lisan
Hingga membuat luka yang menganga
Dan hilang lah gugusan kepercayaan iniDentuman keras mnggelepar dlm hatiku
Remuk seluruh tulangku
Luluh semua nadiku
Ketika cacian itu kau lontarkan
Yg mmbuat ku berbalik arah

Sprti itu kah caramu mnyayangiku?
Bak api membakar rating kering mnjadi debu
Mulut ku mampu memaafkan
Tapi hati masih terasa pedih
Seperti luka yg bertabur garam

Bukankah saat angin kehilangan desirnya
Daun kering enggan meluruhkan ratingnya?
Dan bukan kah saat langit hilang kebiruannya
Burung pun menjadi enggan mengepakan sayapnya

Begitupun dengan hati ini
Hilanglah kharismamu di mataku
Berubah menjadi keji dengan sayatan lisan
Hingga membuat luka yang menganga
Dan hilanglah gugusan kepercayaan ini..

Tidak ada komentar: